World Clock

Sesatnya Cinta

Hari ini kelasku penuh dengan perbincangan yang bermacam-macam. Ada yang omongin disnatalis sekolahan, ada yang ngomongin cowok, atau bahkan ada yang gosipin someone. Sedangkan aku ma sohib-sohibku lagi asyik dengerin curhatan Lady tentang cowoknya. Ya.. biasalah namanya juga anak muda.
Tapi, ditengah-tengah perbincangan kami yang mulai klimaksnya malah seorang guru, Bu Sri masuk ke kelas. Seraya dengan masuknya bu Sri semua siswa mulai diam, termasuk aku. Di jam pertama ini yang di ajar oleh bu Sri,
terasa sangat membosankan. Tapi, itu berlangsung tidak lama. Suasana berubah menjadi senang dan ramai ketika bu Sri mengenalkan seorang murid baru pindahan dari Bandung. Dengan itu, semua murid cewek pada ribut dan ketawa kecil, termasuk aku. Karena murid baru itu adalah seorang cowok yang cakep.
“Perkenalkan nama saya Aldy.....”
“Hai.. Aldy..!!”, sahut Anggie memotong omongannya. Seraya dengan itu suasana kelas ramai karena menyoraki Anggie yang super ganjen.
“Saya murid pindahan dari Bandung. Dan saya berharap saya dapat diterima disini. Terimakasih.”, lanjut Aldy meneruskan.
“Baiklah Aldy. Terima kasih atas perkenalannya. Sekarang silakan kamu memilih tempat duduk yang kamu suka.”, kata Bu Sri mempersilahkan.
Dengan begitu Aldy segera mememilih tempat duduknya. Anggie yang kayanya suka ma Aldy menyuruh teman sebangkunya untuk pergi. Dan memepersilahkan Aldy untuk duduk disebelahnya, Tapi Aldy tak memperdulikannya. Dan ia pun segera duduk di sebelahku. Duh... mimpi apa semalam. Sejak itu aku mulai akrab dengan Aldy. Terkadang kami bercanda, ngobrol bareng, ke kantin bareng, atau bahkan kami pernah hanya berdua di kelas, atau Aldy pernah nganterin aku pulang dengan berbonceng motornya.

----------------------------------------

Tet..tet..tet..Bel sekolah berbunyi dengan ini para murid segera meninggalkan kelasnya. Begitu juga dengan aku, Lady, dan Rere. Kami segera meninggalkan kelas dan berjalan keluar. Ketika di tengah perjalanan....
“Key.. Kamu jadian ya ma Aldy?”, tanya Lady.
“Ehmm... Iya sih. Kok tahu?”, jawabku malu-malu.
“Ih.. Si mey. Jadian kok gak bilang-bilang. Lupa nih sama sohibnya.”, sahut Rere.
“Ya.. Sebenernya aku mau ngomongin nanti malam. Eh kalian udah tahu.”
Asyik kami mengobrol masalah jadianku dengan Aldy yang kira-kira sudah seminggu yang lau. Tiba-tiba Aldy datang dari belakang dan mengangetkan kami. Aldy yang kelihatannya senang benget entah mengapa. Dia langsung menarik tanganku dan mengajakku ke suatu tempat tanpa berpamitan ma Lady atau Rere. Aku sih.. nurut aja, tapi pamitan dulu napa? Tapi, gak papa deh. Demi cinta.
Aku yang bingung dengan itu mulai bertanya kepada Aldy, tapi alhasil Aldy hanya diam seribu kata sambil mengeluarkan senyuman kecilnya yang manis. Beberapa menit kami mengitari jalanan ini berdua. Dan akhirnya berhenti di sebuah club.
“Kita mau apa sih disini? Ini kan club?”, tanyaku.
“Sudah gak papa kok. Tenang aja teman-teman aku di sini semua. Nyantai aja lagi.”, jawabnya lembut.
Aku yang bingung hanya mengikuti dia masuk club. Dan disana seperti suasana club biasanya. Ramai banget. Akhirnya Aldy mengajakku berhenti di sebuah sofa besar yang penuh dengan kumpulan cowok yang kayanya gak benar.
“Hi..Sob.”,Kata Aldy pada mereka.
“Hoi.. Dy. Lama banget kamu gak kesini..? Eh siapa nih?”, kata salah satu dari mereka yang melihatku dengan pandangan licik.
“Oh.. Iya. Ni cewek aku. Namanya Key. Key ni teman-teman aku.”, sahut Aldy.
“Oh.. Ya. Key.”, jawabku sambil mengulurkan tanganku pada mereka.
Duh... Ni bener teman-temannya Aldy? kok gini sih..?? Kataku dalam benak. Setelah itu aku mencoba untuk berinteraksi dengan mereka. Dari ngobrol biasa. Bercanda. Tapi, aku tetap tidak bisa akrab dengan mereka. Meskipun itu teman-teman Aldy, tapi aku kok merasa mereka beda ya dari Aldy.
Sejak saat itu Aldy mulai sering mengajakku ke tempat itu, mengajakku ke tempat-tempat aneh yang asing. Dan dia juga berubah. Dia yang dulu aku kenal baik, lugu dan ramah. Sekarang dia berubah menjadi Aldy yang kasar dan cuek. Dan aku juga menemukan beberapa kejanggalan dari sebuah serbuk yang kutemukan di kamar Aldy dan Aldy marah akan hal itu. Ada apa ini?

-------------------------

Malam ini meupakan hari spesial. Karena pada malam ini aku bisa bertemu dengan teman-teman SDku. Ya... Malam ini aku melakukan reuni almida di rumah teman kami Ryan. Ryan adalah teman SD kami. Dia baik, sopan, dan sangat taat pada agama. Tapi, meskipun begitu dia juga terlihat keren.
Malam ini sebelum aku berangkat kesana, aku bertengkar dulu dengan Aldy. Karena, Aldy tak mengizinkanku untuk pergi. Entah mengapa dia bersikap seperti itu. Tapi menurutku itu sangat tidak masuk akal dan aku tak memperdulikannya. Jadi aku tetap datang ke reuni itu.
Di reuni kami saling ngobrol, temu kangen, atau membuat pesta kecil-kecilan. Di sana aku juga bertemu dengan orang tua Ryan, Tante Reni dan Om Ipul. 1 jam.. 2 jam.. 3 jam... pesta itu berlangsung meriah. Dan akhirnya kami semua pulang, tapi tidak dengan aku, Lady dan Rere yang masih tinggal di sana dan mengobrol dengan Ryan, tante Reni dan Om Ipul. Di tengah perbincangan kami seperti biasa Om Ipul selalu menasihati kami dan menyangkutkannya dengan agama.
“Ya.. Pokoknya kalau kalian itu pacaran. Carilah pacar yang benar. Sebesar apapun kalian mencintai dia, tapi kalau dia tak mencintaimu atau dia berada pada jalan yang salah atau bahkan dia hanya mempermainkanmu sebaiknya kalian segera tinggalkan dia.”, kata Om Ipul menerangkan.
“Siap Om.. Akan kami laksanakan.!!!”, sahut Rere.
“Hati-hati lho... Laki-laki sekarang banyak yang gak bener.!”, kata Tante Reni.
“Eh.. Mama. Ingat Ma. Anak mama ini juga cowok lho..”, sahut Ryan, seraya kami tertawa.

--------------------------------------------

Hari ini malam minggu. Aku diajak Aldy ke sebuah tempat yang romantis. Di sebuah pantai. Entah apa yang menyebabkannya. Tapi, aku suka. Di sana kami bersenang-senang, kami bercanda dan mengobrol bersama. Tapi, aku juga merasa sedikit aneh ketika aku minum minuman yang disuguhkan oleh Aldy. Rasanya aneh. Tapi, aku tetap menghabiskannya untuk membahagiakannya. Sampai larut malam kami disana, aku merasa pusing. Entah mengapa badanku terasa ringan dan aku hanya tertawa dengan dia.. Seperti orang mabuk. Setelah itu Aldy mengajakku ke sebuah hotel, aku yang tak sadarkan diri hanya menyetujuinya saja.
Di hotel aku benar-benar merasa lelah dan aku hanya ingin tidur. Jadi, aku yang lemah dan dibopong oleh Aldy segera tidur di kamar. Belum lama aku berbaring di kasur Aldy mulai bersikap aneh lagi. Entah aku yang salah melihat atau ini benar-benar nyata. Aldy mulai melepaskan bajunya dan dia bersikap seperti haus akan nafsu. Dia mendekatiku dan dia mulai menyentuhku, dia sedikit membuka kancing bajuku dari atas hingga hampir semua kancing bajuku di lepaskannya. Tapi, aku segera tersadar dan menendangnya menjauh dariku.
“Apa yang kamu lakukan?”, bentakku sambil menutup kembali kancing bajuku.
“Ayolah Key. Jangan sok suci. Aku tahu kamu sudah tergila-gila padaku. Dan kau berkata kalau kau mau lakukan apapun untukku. Jadi, turuti saja aku....!!! Puaskan aku ini!!”, Jawabnya tak sadar.
“Eh... Apa maksudmu? Aku ini masih wanita baik-baik. Ternyata benar apa yang kukira selama ini. Kau bukan cowok baik-baik.,,!! Enyah dariku. Aku ingin pergi!!!.”, jawabku membentak.
Dan aku segera menuju ke pintu, tetapi Aldy malah menarik tanganku. Dan dia menjatuhkan aku lagi ke kasur. Seperti haus nafsu dia mulai mencoba untuk menciumku dan membuka bajuku lagi. Aku yang belum sadar benar. Aku hanya mencoba melepaskan diri darinya sebisaku. Tapi, apakata, aku hanya seorang perempuan. Bagaimanapun, kekuatanku kalah dengannya. Jadi, aku mulai berteriak minta tolong.
“Eh... Aldy.!! Hentikan!! TOLONG!!! TOLONG!!!”, teriakku sambil terus berusaha melepaskan diri darinya.
“Sudahlah Key. Tidak akan ada orang yang mendengarkanmu.!!”, jawabnya.
Aku mulai berputus asa, tapi aku tetap berusaha melepaskan diri darinya. Selama 10 menit aku terus berusaha melepaskan diri darinya. Dan aku tetap berteriak.
“Aku mohon Aldy jangan lakukan ini.”, mohonku padanya.
“Sudahlah Key. Kau sudah terlambat. Biarkan saja ini terjadi dengan mulus.”
“Tidak..!!!!! TOLONG!!!”, teriakku lagi benar-benar keras.
Aldy yang masih belum sadar akan mabuknya. Dia terus menjatuhkanku ke kasur dan berusaha untuk memperkosaku. Tapi, tiba-tiba... BRAK..!!!!
“Ada apa ini?? Key!!”, kata orang yang mendobrak pintu.
“Ryan..!! Tolong aku!.”, jawabku seraya berlari kebelakang Ryan dan mulai menjelaskan semuanya padanya.
“Kenapa kau melakukan ini?”, tanya Ryan pada Aldy.
“Kenapa?? He.. Dia saja yang bodoh! mau saja aku bohongi.!”, jawab Aldy
“Dasar BAJINGAN!!! Jangan coba-coba kau menyentuhnya..!!”, bentak Ryan.
Terjadilah perkelahian antara 2 cowok yang sangat pintar dalam perkelahian. Dari Ryan yang memukul Aldy. Aldy yang memukul Ryan. Semua itu terjadi bergantian. Sampai-sampai mereka berdua memuntahkan tak sedikit darah. Sampai akhirnya perkelahian itu diakhiri dengan pukulan keras Ryan ke Aldy yang membuat Aldy jatuh dan merintis kesakitan.
“Ini merupakan pelajaran bagimu! Jangan pernah kamu mempermainkan wanita lagi”, kata Ryan mengakhiri.
Kami pun meninggalkan Aldy terpuruk sendiri di sana. Dan Ryan pun mengajakku pulang ke rumahnya. Di rumah Ryan aku benar-benar menangis di pelukan Tante Reni yang menyambutku hangat. Mereka tidak jijik padaku, mereka tidak membenciku, karena kejadian tadi. Mereka malah menasihatiku dengan ceramah agamanya yang benar-benar berpengaruh pada kejadian tadi.
“Benarkan kata Om kemarin. Carilah pacar yang benar. Sebesar apapun kalian mencintai dia, tapi kalau dia tak mencintaimu atau dia berada pada jalan yang salah atau bahkan dia hanya mempermainkanmu sebaiknya kalian segera tinggalkan dia.”, kata Om Ipul mengulang perkataannya kemarin.
“Om benar. Aldy memang bajingan. Dia hanya mempermainkanku. Seharusnya aku mengenalnya lebih dekat lagi sebelum aku jadian dengannya.”, jawabku.
“Sudahlah Key. Yang terjadi buatlah sebagai pelajaran. Dan jangan kamu ulangi lagi.!!”, sahut Tante Reni.
“Iya Tante. Ehm... Yan makasih ya.. Aku gak bisa bayangin jika tadi gak ada kamu.. Entah apa jadinya aku tadi.”, jawabku sambil memegang tangan Ryan dan berterimakasih padanya.
“Sudahlah ... Kita kan teman sejak SD. Kita kan wajib menolong. Ingat kata guru agama kita dulu. Sebagai orang Islam kita harus saling menolong”, jawabnya sambil membalas pegangan tanganku.

-------------------------------------------------

Sejak kejadian itu aku sudah putus dari Aldy. Meski Aldy terus minta maaf padaku. Itu merupakan pengalaman terpahit dalam hidupku. Dan aku tak memaafkannya. Dan berita baiknya setelah seminggu kami putus, Aldy di keluarkan dari sekolah, karena ia ketahuan mengkonsumsi narkoba. Dasar anak nakal.!!
Sejak saat itu juga Aku, Lady, dan Rere bersahabat lagi seperti dulu. Tak akan ada yang memisahkan kami. Dan Ryan... Ryan menjadi cowokku sekarang. Senangnya. Dan aku yakin Ryan merupakan cowok yang baik.
Dan berakhirnya ini aku mendapat pelajaran kalau cinta benar-benar buta. Benar kata Kobe kalau cinta gak punya mata. Benar kataku kalau cinta itu benar-benar sesat. Dan dengan berakhirnya ini aku juga mendapat pelajaran kalau apa pun yang kita lakukan harus tetap berpedoman pada agama. Apapun itu.. Untung saja aku bersekolah di mida. Jadi, banyak bekal agama yang aku punya. Terima kasih semua... Kalian telah mengajariku banyak tentang arti pedoman agama, pengorbanan, sahabat, dan Cinta.

THE END

0 comment:

Post a Comment

 
© 2009 - ♣ cappuccino time ♣ | Free Blogger Template designed by Choen

Home | Top

Sumber: http://jalur-berita.blogspot.com/2012/01/cara-mengubah-newer-postolder-post.html#ixzz2Tp9qPzhW