Tet… Tet… Tet… Terdengar bel sekolah berbunyi. Dengan begitu semua siswa-siswi segera pergi meninggalkan bangku mereka yang menjadi bangku kosong. Seraya semua kelas kosong. Tapi tidak dengan kelas XII IA 3. Disana hanya ada diriku yang lagi terlelap dalam mimpi indahku. Tapi, itu semua terganggu dengan kehadiran kedua sohibku yang berusaha membangunkanku, Lady dan
Angie. Tapi, usaha mereka tak aku hiraukan karena, aku masih terlelap dalam tidurku. Mimpi mimpi indah yang menghiasi tidurku dan menerbangkanku keawan tiba-tiba hilang musna karena, aku mendengar sebuah suara yang tak asing untukku, Charly. Entah bagaimana tapi, kedua sohibku tlah pergi dan disana hanya ada aku dan Charly.
“Mey... Kamu yakin gak mau bangun ni? Kelasnya mau ditutup lho..“, ejeknya.
Aku yang telah bangun dari tidur lelepaku segera pergi meninggalkannya tanpa berucap sedikitpun atau malah memandangnya. Charly yang mengerti alasanku meninggalkannya dan seraya dia langsung berdiri dan mengejarku.
“Mey.. Please! Aku minta maaf. Aku ngaku salah. Please maafin aku ya..!”, katanya padaku.
Aku yang sudah tak kuasa mendengar ucapannya padaku hanya untuk minta maaf segera menghentikan langkahku dan menghadap kepadanya dan berkata
“Berapa kali aku harus beritahu kamu. Kamu minta maaf bukan sama aku, tapi pada nenekku. Masa..?? Hanya dengan tidak sengaja menumpahkan air ke bajumu. Sampai marah-marah gitu? Dia tu nenek aku. Dia udah tua. Jelas kalau dia tidak sengaja. Ngerti ??”, jelasku padanya seraya meninggalkannya.
Hari itu aku pulang dengan perasaan kesal pada Charly ditambah lagi angkot yang aku naiki mogok. Duh.. complete banget. Di rumah aku segera masuk disana aku hanya ingin segera tidur dan......What? Charly ada disini? Kataku dalam benak. Nyata gak sih atau aku mimpi? Kok aku lihat Charly disini sih.. Duh cari masalah lagi nih anak. Aku yang udah gak enak banget ngeliat Charly disini segera menuju ke dia dan melabraknya dan juga mengusirnya.Tapi, usahaku itu semua digagalkan oleh nenek. Kenapa ya? Lalu nenek menjelaskan kalau kedatangan Charly disini mau minta maaf ke nenek. Mendengar itu semua pasti aku gak percaya. Masa orang seperti Charly yang sok coolnya minta ampun mau minta maaf ke nenek? Tapi, setelah dijelaskan akhirnya aku luluh juga.
“Jadi sekarang kamu maafin aku kan?”,tanya Charly padaku.
“Maafin.? Enak aja!!! Ya.. gak lah. Aku Cuma mau maafin kalau kamu udah gantiin rajutan aku yang kamu rusakin kemaren..?”, jawabku sambil ketawa.
Habis itu kami segera pergi ke kamarku dan meninggalkan nenek yang mau nonton TV. Disana aku dan Charly segera membuat rajutan. Emang seharusnya Charly sih yang ngerjain itu, tapi karena aku gak ada kerjaan ya bantuin aja, tapi tiba-tiba...
“ADUH!!!”, teriakku.
“Kenapa, Mey?”, tanya Charly khawatir.
“Ni... Jariku ketusuk jarum.”, jawabku sambil menunjukkan jariku yang terluka.
Charly yang melihat jariku berdarah, langsung mengambil jariku dan tak kuduga... Dia memasukkan jariku kemulutnya. What?? Ternyata dibalik ke coolnya dan gokilnya Charly dia romantis juga ya... Na, gimana gak romantis.? Kalau gak romantis tentu sja dia gak bakal aku terima jadi cowok aku.
---------------------------------------------------
Esok harinya aku sudah mulai full lagi dalam bersekolah banyak tugas, banyak kerja kelompok.Dan saat pulang akus udah ada janji untuk kerja kelompok. Jadi, aku pulang malam. Jam 10 malam aku baru pulang. Aku langsung menuju kamar nenek, tapi disana aku tidak melihat nenekku, aku sudah mulai bingung ni... khawatir.! Aku terus mencari nenek, di dapur, di kamar mandi, di taman belakang, gak ada.. Oh My God dimana nenek aku? Gak lama setelah itu aku melihat sesosok makhluk di ruang makan, apa itu? Setelah aku hiduppin lampu....
“Ya Allah.. Nenek!! Nenek kenapa nenek disini?”, teriakku histeris ketika melihat nenek tergeletak lemas di lantai.
Aku yang bingung harus melakukan apa tiba-tiba air mataku jatuh seketika. Aku mencoba untuk mengangkat nenek ke kamar, tapi itu sulit. Berat... Karena, aku benar-benar bingung entah darimana jari ini menuntun tiba-tiba aku menelepon Charly. Charly yang menganggkat teleon dan bingung atas ucapanku yang tidak jelas karena, diwarnai oleh isak tangisku ini mencoba untuk menenangkanku. Dan akhirnya aku menjelaskan padanya tentang keadaan nenek, akupun minta tolong padanya agar dia kesini. Tak lama kemudian Charly datang kerumahku, kami pun segera membawa nenek ke mobil Charly dan berangkat di Rumah Sakit.
Di Rumah Sakit, aku benar-benar menangis. Aku bingung. Aku resah. Aku... Benar-benar takut. Charly yang melihat keadaanku seperti ini mencoba untuk menenangkanku. Dia pun duduk jngkok di depanku. Dia mengemgam erat tanganku.
“Kamu tenang aja Mey. Aku yakin kok nenekmu gak kenapa-kenapa. Dia bakal baik-baik saja. Trust me..!!!”, katanya padaku.
Aku yang sedikit terhibur dengan kata-katanya malah aku semakin keras menangis dan memeluknya. 1 jam.. 2 jam.. Kami menunggu. Akhirnya dokter keluar dari ruang ICU. Kami segeramenghampirinya dan menanyakan keadaan nenek padanya.
“Bagaimana keadaan nenk saya, Dok?’, tanyaku penasaran.
Suasana hanya sunyi dengan dokter yang tak mau menjawab pertanyaanku.
“Dok, di bertanya pada anda..!!”, kata Charly memecah suasana.
“Heh... Maafkan saya. Kami sudah berusaha semampu kami. Tapi,... Sebenarnya nenek anda ... Dia koma.!”, jawab sang dokter
Hah... Nenek koma?? Aku yang tak kuasa menahan sedih benar-benar menangis kali ini. Dan dokter melanjutkan perkataannya kalau nenek terkena stroek yang sudah lama dan stadium tinggi. Aku benar-benar bingung dan aku tak kuasa untuk nmenahan tubuhku ini yang tersa lemas... Dan.... Aku pingsan.
------------------------------------------------
Sejak saat itu aku hanya termenung dalm lamunanku. Aku hanya melamun. Aku hanya termenung. Aku terpaku. Dan aku benar-benar ... MATI. Sejak saat itu juga semua tenagaku dan semangatku sirna entah kemana. Kedua sahabatku dan Charly oun yang statusnya sebgai cowokku tidak lagi aku perhatikan. Sehari-hari aku hanya termenung dan menunggu nenek di Rumah Sakit.
Mereka yang melihatku seperti ini benar-benar bingung. Mereka juga memberikan semngat padaku, tapi tak ada gunanya lagi untukku.
-------------------------------------------------------
Hari ini aku habiskan waktu untuk menemani nenek. Sat aku menunggu nenek tak terasa aku tertidur disebelahnya. Tiba-tiba...
“Kamu tak lelah Mey?”, kata sebuah suara disampingku.
“Nenek..??!! Nenek sudah siuman..”, kataku ketika melihat nenk sudah siuman.
Sejak saat itu aku sudah mulai semangat lagi utnuk menjalani hidup ini. Aku terus menghabiskan waktuku sepulang sekolah hanya untuk nenek. Meskipun nenek tak diperbolehkan keluar dari Rumah Sakir aku dan enek tetap jalan-jalan disekitar Rumah Sakit. Sampai suatu hari aku bertanya tentang impian nenekku.
“Impian nenek Cuma 1. Yaitu melihat kamu bahagia.”, jawab nenek polos.
“Enggak Nek. Nukan itu maksud Mey. Maksud Mey impian nenek yang khusus hanya untuk nenek.”, jelasku.
Nenek memikir sebentar... Dan akhirnya dia berkata,
“Nenek ingin sebuah syal. Karena sekarang lagi musim dingin.”
------------------------------------------
Sejak aku mendengar impian nenek. Aku berkeinginan untuk mewujudkannya. Tapi, karena kau berpikir kalau beli di toko itu tak spesial maka aku memutuskan untuk membuatnya sendiri.
Disekolah.. di rumah.. atau dimanapun, kapan pun aku terus membuat syal untuk nenek. Meskipun temen-temen mengejek aku. Mereka terus bertanya, atau apalah.. akau takpedui.
“Mey.. Buat apa sih itu? Dan sejarang kamu kok ceria banget kenapa?”, tanya Lady.
“Iya nih si Mey.. Kamu kesambet setan mana sih?”, sahut Anggie.
“Ih.. Gimana sih. Aku murung dimarahi. Aku seneng dimarahi. Ap benernya? Ni..Kalian tahu kan kalau nenek aku dah siuman. And aku ingin buat sesuatu untuk nek. Ya. Ini. Aku buat syal khusu untuknya. Just for my grand ma.”, jawabku.
“Yah... Kalu gitu aku gak dibuatin nih..? Pelit amat.!”, sahut Charly manja.
“Iya Charly..Kapan-kapan kamu aku buatin. Yang khusus. Just for you.”, jawabku
Aku yang terlalu semangat untuk membuat syal ini tak disangkan darahku banyak yang tercecer karena ini. Entah tertusuk jarumlah, kena pisaulah, atau apa. Aku tetap tidak peduli . Ini kan untuk nenek aku.
-----------------------------------------
5 hari telah berlalau. Akhirnya akuberhasil membuat syal untuk nenek. Hari ini benar-benar hari yang spesial. Karena spesialnya kau mengajak Lady, Anggie, dan Charly ke Rumah Sakit.
Tiba di Rumah Sakit kami langsung pergi ke kamar nenek. Dan saat kami tiba di kamar nenek kami benar-benar terkejut.. Nenek tidak ada. Kami benar-benar bingung. Dan akhirnya kami bertnya pada seorang suster disana. Dan suster itu mengatakn bahwa nenek dibawa ke ruang UGD karena, nenek tadi kejang. Dan aku pun menangis lagi.. lagi dan lagi...
Disana kami menunggu dan terus menunggu. Charly terus saja berusaha untuk menenangkanku.Bahkan dia memelukku erat. Tak lama setelah itu banyak dokter yang keluar dari ruangang. Aku segera bertanya pada dokter-dokter itu. Tapi, tak ada satu pun dokter yang menjawab. Sampai akhirnya dokter terakhir keluar dan dia berkata,
“Maafkan kami. Kami sudah berusaha semaksimal mungkin. Tapi... Maafkan kami. Nenak anda ... Nenek anda telah pergi”, kata dokter itu singkat.
Mendengar itu semua aku menagis menderu-deru. Syal yang aku pegang terjatuh. Aku langsung berlari ke tempat nenek. Aku hanya melihat nenek telah terbujur kakau. Dia telah dingin. Dia tak lagi bernafas. Dia PERGI. Aku tak sanggup melihat semua ini aku menangis. Aku terjatuh. Dan aku ... Aku berlari keluar. Meski hujan menghantamku aku tak memperdulikannya. Aku hanya pergi, berlari dan jatuh. Aku berteriak
“AAAA!!!!! Kenapa ini terjadi.!! Apa Kau tak puas menyiksaku dengan keadaan keluargaku? Kenapa Kau lakukan ini padaku/ Kenpa harius nenekku? Kenapa bukan aku saja..!! Ambil diriku. Seharusnya Kau tak merebutnya dariku. Tapi, rebut kau darinya!!”, rontakku padaNya.
“Mey... Aku ada disini.”, kata Charly mengingatkanku atas kehadiran semuanya.
------------------------------------
Happy Birth day to you
Happy Birth day to you
Happy Birth day..
Happy Birth day..
Happy Birth day to you
Lagu itu yang kudengar tepat tanggal 19 Desember ini. Inilah hari ulang tahunku. Hari dimana seharusnya kau berbahagia dengan semua yang aku alami. Dengan ditemanisemua teman-temanku akami merayakan pesta kecil-kecilan untuk memperingati hari ultahku ini. Kami benar-benar berpesta. Kami senang. Kami gembira. Kami ceria.
Tepat pukul 11 malam kami selesai berpesta. Teman-temanku masuk ke Rumahku karena, hari ini aku memperbolehkan mereka tidur dirumahku. Disaat mereka telah terlelap tidur. Aku hanya termenung diluar. Sendiri. Sambil memegang syal. Syalku ini.
“Hari ini, hari ulang tahunku Nek. Aku.. Aku sekarang sudah besar. Aku.. Aku sudah berani. Aku tak takut lagi akan kegelapan. Aku benar-benar bahagia Nek. Andaikan nenek disini pasti kebahagiaanku.... Kebahagiaanku akan terasa sangat lengkap. Kenapa nenek tak ada disini? Kembalilah Nek. Aku rindu.”, kataku sendiri.
“Mey... Sudahlah. Aku yakin nenekmu juga bahagia disana.”, kata Charly dibelakangku.
“Charly.. Kamu bener.’, sahutku
“Lihat bintang yang terang itu.”, katanya sambil menunjuk sebuah bintang di langit.
“Itu adalah nenekmu. Dia terangkan. Itu pertanda kalau dia akn tetapselalu bahagia Dan dengar... Aku mendengar dia berkata selamat ulang tahun padamu.”, kata Charly bercanda.
“Sudahlah... Aku tak mahir membuat lelucon. Ayo kita masuk. Sudah malam.”
“Kamu duluan saja. Aku segar masuk.”, jawabku.
Charly pergi dulu masuk meninggalkanku.
“Nek. Aku yakin itu benar. Karena, aku percaya nenek pasti bahagia disana. Nek, meskipun syal ini, impian nenek ini, tak tersampaikan ke tangan nenek. Aku tetap memberikannya kepada nenek. Terimalah Nek. Selamat malam Nek. Selamat tidur.”, kataku seraya menaruh syal untuk nenek di rumput... Dan aku pergi.
THE END
0 comment:
Post a Comment